Kerja Remote di Masa New Normal
Indonesia akan menerapkan kebijakan baru dalam menghadapi pandemi menjelang akhir bulan Mei ini. Namanya New Normal. Kebijakan untuk mulai membuka beberapa sektor perekonomian untuk kembali berproduksi.
Ini tentu kabar yang menarik. Meskipun, masih ada kecemasan atau kekhawatiran yang mengiringinya.
Namun, upaya untuk membuka beberapa sektor perekonomian bisa berjalan secara normal, tentu menjadi harapan di tengah pandemi Covid-19 yang masih menjadikan hampir seluruh penduduk dunia menghentikan aktivitas di luar rumah.
Bagi mereka yang terbiasa kerja remote, adanya penerapan kebijakan New Normal jelas memberikan ruang yang lebih besar untuk segera melakukan lompatan. Terutama untuk meningkatkan produktivitasnya.
Sebenarnya, selama pekerja remote sudah mulai menemukan basis usaha dan prospeknya, adanya aturan New Normal atau Work From Home bukan menjadi masalah. Karena, mereka yang bekerja secara remote telah terbiasa dengan melakukan pekerjaan tanpa melakukan kontak fisik.
Nah, kebijakan New Normal tentu bisa memberikan nilai yang lebih besar. Karena, pada dasarnya melakukan pekerjaan secara remote, tidak secara keseluruhan bisa dilakukan tanpa melibatkan human resourcess yang lain.
Artinya, bekerja secara remote juga membutuhkan keterlibatan pihak lain, meskipun secara fisik tidak diperlukan kegiatan untuk melakukan pertemuan secara langsung.
Apa hal yang paling penting dilakukan oleh para pekerja remote dalam situasi New Normal?
Tentu, hal yang paling mendasar yang terkait dengan pengadaan alat atau perangkat. Dalam situasi Pembatasan Sosial Berskala Besar, pengadaan alat atau perangkat fisik yang diperlukan untuk meningkatkan kualitas pekerjaan remote, agak terkendala.
Nah, dengan adanya New Normal, setidaknya kebutuhan ini bisa terpenuhi. Misalnya, mulai bisa melakukan pembelian atau belanja alat atau perangkat secara langsung atau melalui jasa antar, yang juga membutuhkan pekerjaan fisik pihak lain.
Hal penting lainnya, adalah melakukan pertemuan dengan protokol kesehatan yang ketat. Sebab, meskipun secara remote pertemuan bisa dilakukan secara online, namun untuk hal-hal tertentu tetap dibutuhkan pertemuan fisik. Terutama, untuk mengeksplorasi ide atau gagasan.
Namun demikian, yang paling harus diperhatikan dalam situasi pandemi ini, baik New Normal atau WFH adalah tetap memperhatikan protokol kesehetan: jaga kebersihan, konsumsi makanan sehat, istirahat dan peningkatan ketahanan tubuh.(*)
Kerja Remote: Mulailah Dari Hal yang Paling Sederhana
Bekerja dari jarak jauh atau mengurangi aktivitas pertemuan fisik, sebenarnya bukan hanya terjadi pada saat pandemi. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak orang memilih untuk menjalani pekerjaan jarak jauh karena ada hal yang lebih menarik untuk diperoleh, yaitu: kebebasan.
Ini sudah menjadi tren dalam kurun beberapa tahun belakangan. Sudah mulai banyak orang yang berusaha menjalankan usahanya, tanpa harus melakukan pertemuan atau kegiatan fisik dengan kelompok kerjanya atau dengan pekerjanya.
Di dunia digital, sudah menjadi hal yang lumrah. Mayoritas mereka yang bekerja di dunia digital, lebih banyak menggunakan waktunya untuk melakukan pekerjaannya secara bebas. Tidak terikat pada prosedur pekerjaan, atau pada hal-hal yang bersifat formal dalam korporasi.
Situasi ini sangat memungkinkan dilakukan oleh mereka yang bekerja di bidang digital. Teknologi telah membuat jarak dan waktu menjadi faktor yang tidak menentukan.
Sehingga, banyak kita lihat mereka yang bekerja di dunia digital, dalam melakukan pekerjaanya tidak terikat pada aturan formal atau terikat pada ketentuan kepegawaian yang biasa diterapkan di perusahaan biasa.
Beberapa pengusaha dan para kreator di dunia digital yang terkenal, telah menunjukkan bahwa teknologi bukan saja membebaskan mereka dari aturan formal perusahaan. Lebih dari itu, teknologi telah membawa mereka ke dalam proses yang lebih efektif dalam mengekspresikan dan mengeksplorasi kemampuannya.
Melalui sistem kerja remote, para pekerja di dunia digital lebih bisa fokus pada upaya untuk belajar dan berkreasi. Selain itu, juga mereka lebih memiliki ruang dan waktu yang lebih longgar untuk tetap bisa menjalankan aktivitasnya sebagai anggota keluarga, anggota masyarakat, atau eksistensi mereka sebagai kreator.
Tentu, pencapaian yang telah diperoleh tidak dilakukan dalam jangka waktu yang pendek. Butuh proses dan perjuangan.
Nah, inilah yang penting bagi mereka yang akan memasuki dunia kerja yang menjadikan kerja remote sebagai pilihan dalam melaksanakan aktivitas dan usahanya.
Cara yang paling efektif dilakukan adalah dengan mengerjakan hal-hal yang paling sederhana. Apakah itu?
Pertama, yang paling penting adalah pengetahuan dan informasi yang paling mendasar tentang teknologi informasi. Tidak semua orang yang terjun di kerja remote memulai pekerjaannya dengan pengetahuan atau informasi yang cukup.
Namun, dengan mulai mempelajari dan mendalami berbagai informasi tentang teknologi informasi, menjadikan awal yang bagus untuk memulai kerja remote.
Pada proses ini yang paling penting adalah mendalami substansi dari teknologi informasi itu, yaitu kegunaan dan efek positifnya. Langkah ini sangat penting karena dunia digital memberikan akses pada semua orang untuk bisa membentuk diri atau kepribadian yang berbeda. Potensi terjadinya manipulasi atau jebakan di dunia digital, adalah suatu hal yang niscaya.
Karenanya, mendapatkan informasi yang benar dan kredibel dalam teknologi informasi menjadi penting.
Kedua, menggunakan teknologi informasi untuk kemanfaatan. Dalam hal ini, banyak sekali perangkat atau konten yang ada dalam dunia IT yang memungkinkan orang bisa mempelajari atau menguasai sesuatu tanpa harus dipandu oleh instruktur atau guru.
Karena itu, menjadi penting bagi mereka yang mengeksplorasi dunia digital untuk selalu mencari kemanfaatan terhadap aplikasi atau informasi yang ada di dunia digital. Langkah ini penting untuk membantu mendapatkan pengetahuan dan informasi yang benar ketika mulai menggunakan perangkat teknologi informasi.(*)
Pekerja Remote, Peradaban Baru Masyarakat Dunia
Para pekerja remote atau mereka yang melakukan pekerjaan jarak jauh, menjadi pilihan paling rasional. Pandemi covid-19, menjadi “faktor pemaksa” yang tidak bisa dihindari bagi para pekerja untuk melakukan physical distancing. Persentuhan langsung secara fisik menjadi persoalan. Beberapa ahli dan tokoh dunia, pernah memprediksi bahwa suatu saat dunia akan menghadapi ancaman serius. Bukan perang. Bukan pula bencana alam. Tapi, penyebaran wabah yang mengancam siklus kehidupan manusia. Covid-19 menjadi wabah yang mengubah dunia. Aktivitas kehidupan terhenti. Perekonomian anjlok. Kemiskinan, kelaparan, dan bahkan kematian manusia melonjak. Beberapa teori klasik tentang perubahan peradaban manusia sudah memprediksikan, meskipun tidak secara spesifik menyebutkan bahwa manusia di bumi akan mengalami perubahan perdaban. Prosesnya bisa evolusioner, atau revolusioner. Pandemi Covid-19 yang menyebar secara cepat dan melintasi batas negara, telah menjadi faktor penting bahwa perubahan perdaban manusia mulai terjadi. Dalam skala global, efeknya telah membuat siklus kehidupan manusia berubah. Meski belum ditemukan prediksi yang tepat tentang perubahan apa yang terjadi setelah ini, namun insting dasar manusia untuk berjuang dalam mempertahankan kehidupan, telah menunjukkan munculnya perdaban baru. Yang paling terlihat adalah aktifitas manusia dalam bekerja. Pilihan untuk melakukan physical distancing, menjaga jatak, di rumah saja, telah memunculkan tren baru: Work From Home. Melakukan aktivitas pekerjaan dari rumah, dalam waktu hanya beberapa bulan telah menjadi perdaban baru masyarakat dunia. Secara sosiologis, saat ini terlihat telah muncul kelas baru dalam struktur sosial masyarakat pekerja. Mereka adalah pekerja remote. Secara sederhana, pekerja remote bisa dipahami sebagai bentuk kreativitas masyarakat pekerja untuk mensiasati keberlangsungan kehidupan mereka dalam bekerja. Bentuknya, mulai dari diskusi atau mendistribusikan pekerjaan melalui grup-grup di aplikasi sosial media, sampai mengubah jenis dan proses pekerjaan mereka ke dalam ruang digital. Teknologi informasi telah menjadi pilar utama dalam perubahan masyarakat pekerja saat ini. Ancaman pandemi, telah menjadi pekerja remote menjadi pilihan paling rasional dan kreatif bagi masayarakat pekerja untuk bertahan hidup. Persoalan mendasarnya, sudah seberapa siap masyarakat Indonesia mengubah kultur budaya kerja fisik mereka, menjadi kultur budaya remote? Inilah perdaban baru yang sulit dihindari jika wabah pandemi ini berlangsung dalam waktu yang tidak bisa diprediksi kapan berhentinya. Pekerja remote, menjadi pilihan yang paling rasional di tengah ancaman risiko kesehatan dan anjloknya perekonomian dunia.(*)
Pilih Berkarir atau Ibu Rumah Tangga atau …
Sebagai seorang wanita Indonesia, tentunya tidak dapat dipungkiri bahwa semasa sekolah, adalah hal yang wajar untuk memimpikan cita-cita karir masa depan. Dimana sedikit demi sedikit waktu seolah-olah berubah menjadi hakim kehidupan. Pernikahan memaksa anda untuk memilih 2 dunia yang sama-sama pentingnya. Menjadi seorang wanita karir atau menjadi seorang Ibu rumah tangga, hal ini sudah menjadi lazim di negara-negara demokrasi seperti Indonesia ini. Dimana keputusan besar atau kecilnya ada di tangan anda. Terlebih lagi beberapa waktu setelah pernikahan, ketika Sang Pencipta menganugerahkan anda seorang anak, dan menjadikan anda seorang Ibu.
Menjadi seorang ibu merupakan sebuah anugerah besar yang sangat diimpikan oleh sebagian besar wanita di seluruh dunia. Walaupun demikian, banyak kaum wanita yang memutuskan untuk menjadi seorang wanita karir, meski tak sedikit pula yang memilih untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik. Apa yang menjadi dampak positif maupun negatifnya mereka dan anda sendiri pasti sudah mempertimbangkan dan memikirkannya. Karena saat ini kita tidak akan membahas dampak-dampaknya.
Tentunya keputusan berkarir membuat anda jauh lebih berkembang secara intelektual, maupun strata sosial, dan juga merasakan kedudukan psikologi yang lebih setara dengan pasangan anda, hal ini memang terkadang menjadi sebuah solusi komunikasi yang baik dalam beberapa keluarga, hanya jika kita mengesampingkan etika dan sifat arogan tentunya.
Tetapi ketika berbicara anak, seorang Ibu tahu pasti bahwa perihal terpenting baginya adalah pertumbuhan dan masa depan anaknya. Tidak ada yang lain. Dan dengan perasaan itu, seorang wanita sanggup untuk mengorbankan cita-citanya menjadi seorang wanita karir untuk menjadi seorang Ibu rumah tangga.
Tunggu dulu, tapi kita hidup di era teknologi kan? Saat ini sebagai Ibu rumah tangga, Anda masih tetap bisa mengembangkan “karir” anda, mengembangkan kemampuan intelektual anda dan
tetap mendapatkan lingkungan kerja yang produktif hanya melalui perangkat komputer atau HP. Tanpa harus mengorbankan pertumbuhan dan masa depan anak anda.
Yang harus anda lakukan hanyalah mencari pekerjaan dengan sistem kerja remote atau remote job. Anda bisa mengerjakan pekerjaan dari rumah, dengan pilihan waktu kerja yang lebih fleksibel. Kini portal-portal kerja seperti freelancer.com atau glints telah memberikan banyak pilihan untuk pekerjaan remote. Walaupun memang anda hanya bekerja sebagai freelancer saja, perkembangan profesi anda belum terlindungi sistem mereka. Tapi ilmu pengetahuan pada masa sekolah dulu tidak hilang begitu saja dan masih memiliki manfaat pada lingkungan.
Tapi jika anda ingin mendapatkan pekerjaan remote dan tetap mendapatkan sebuah kepastian tingkatan profesi, ada baiknya anda bergabung di AppOn. Ada beberapa pilihan profesi di dalam AppOn, yaitu menjadi Admin media sosial, desainer visual, programer, buzzer. Dimana semua profesi akan mengikuti latar belakang anda semasa sekolah dahulu.
Ada 3 keuntungan utama menjadi pekerja remote AppOn:
- Anda tetap bisa menjaga dan merawat pertumbuhan anak-anak anda dirumah
- Anda mendapatkan penghasilan berjenjang yang lebih pasti
- Anda hanya membutuhkan perangkat HP dan media sosial untuk dapat bekerja sebagai profesi yang anda pilih
AppOn selalu berharap agar kodrat mulia anda sebagai seorang Ibu tidak hilang tergantikan di hadapan anak-anaknya oleh sosok pengasuh. Selalu ada untuk anak-anak anda ketika mereka butuhkan adalah prioritas AppOn. Dengan itu, AppOn berharap, Ibu-ibu di masa depan adalah Ibu rumah tangga dengan tingkat intelektual yang tidak kalah dengan wanita-wanita karir.
Memahami Kerja Remote Secara Sederhana
Kerja di rumah menjadi tren baru dalam situasi pandemi Covid-19. Selain menjaga keamanan diri dan memutus mata rantai penyebaran virus, kerja di rumah adalah pilihan bagi mereka yang ingin tetap survive dalam kondisi dimana pertemuan secara fisik dibatasi.
Belum ada definisi yang jelas tentang istilah pekerja remote. Tapi, secara sederhana istilah ini bisa menunjukkan pada suatu keadaan dimana sebuah proses kerja dipindahkan dari prosedur fisik menjadi proses digitalisasi prosedur fisik itu sendiri.
Konkretnya, jika Anda selama ini melakukan pekerjaan yang banyak melibatkan pertemuan fisik seperti rapat, supervisi tempat sampai dengan melakukan proses produksi secara fisik, maka dalam situasi kerja remote semua proses itu diubah.
Rapat yang biasanya dilakukan melalui pertemuan fisik, diubah menjadi pertemuan digital. Teknologi informasi menjadi perangkat utama yang menjadikan proses kerja remote dilakukan.
Ini contoh sederhana.
Kerja remote yang lain, memang lebih rumit. Terutama yang terkait dengan kebutuhan kehadiran fisik pekerja terkait dengan produksi.
Di sinilah definisi kerja remote menjadi luas. Bukan hanya sekadar memindahkan rapat fisik menjadi rapat virtual.
Lebih dari itu, kerja remote menjadi proses mengubah prosedur fisik menjadi serangkaian proses yang harus dilakukan secara digital.
Dalam proses ini, yang dibutuhkan tidak hanya aplikasi atau teknologi untuk berkomunikasi. Tapi, juga teknologi atau aplikasi yang mampu mengambilalih peran fisik atau pekerjaan manual yang bisa dilakukan orang biasa, menjadi pekerjaan yang bisa dilakukan dengan teknologi.
Salah satu contoh konkretnya adalah mendesain mesin produksi menjadi bisa dikerjakan melalui proses komputasi, sehingga bisa dilakukan kontrol atau pengoperasian dari jarak jauh.
Yang sudah mulai melakukan adalah perbankan. Beberapa bank sudah membuat mesin yang mampu meregister nasabah baru, tanpa harus kehadiran fisik. Bisa dengan aplikasi tertentu, nasabah tidak harus datang secara fisik untuk melakukan tandatangan atau scan otorisasi keamanan account-nya.
Inilah dunia baru kita, dunia yang akan digerakkan dengan teknologi!
Tips Menjadi pekerja remote (kerja jarak jauh)
Ada 2 tipe pekerja untuk mereka yang merasa senang dengan adanya kebijakan work from home (WFH) atau bekerja dari rumah yang dikeluarkan oleh perusahaan tempat mereka bekerja. Yang pertama adalah yang merasa senang hanya untuk beberapa saat, dan kemudian menemukan kejenuhan dan merasa sangat bosan dan untuk yang kedua adalah yang merasa berdampak baik pada kehidupan work balancenya. Jika anda termasuk pada tipe pekerja yang merasa bahwa anda menemukan format kerja yang ideal untuk anda, sepertinya anda harus mencoba peluang untuk lebih lanjut mencoba pekerjaan remote job. Tidak harus meninggalkan pekerjaan utama anda yang saat ini masih dijalani tentunya. Banyak pekerjaan remote yang hanya membutuhkan 2 – 3 jam saja di luar jam kantor (09:00 – 17:00) tentunya, ada yang hanya untuk mengisi waktu luang anda di hari-hari libur, tentunya akan lebih menguntungkan bagi pemasukan anda.
Saat ini mencari pekerjaan remote job bukan lagi merupakan hal yang sulit untuk dicari. Seiring berkembangnya dunia kerja, banyak perusahaan yang mulai mempersilakan karyawannya untuk bekerja secara remote. Tak jarang, mereka juga mulai mencari pegawai baru yang bisa bekerja secara remote. Untuk negara-negara barat, mereka sudah lebih memulainya jauh lebih dahulu, remote job sudah dilakukan secara formal pada tahun 2005 dan semakin populer di tahun 2009, dan untuk Indonesia remote job ini mungkin diprediksi akan mulai populer di tahun 2021. Mengingat banyak dampak baik yang ditimbulkan dari WFH. Sayangnya di Indonesia belum didukung oleh regulasi yang baik untuk mengatur kegiatan bekerja dari rumah ini. Banyak yang berharap regulasi sistem remote job ini segera dirancang oleh badan legislatif di Indonesia.
Membuka lowongan pekerjaan untuk pekerja remote memang tidak dilakukan secara asal-asalan.Banyak perusahaan yang menawarkan ini karena memberikan mereka banyak keuntungan. Dua diantaranya pengeluaran yang makin sedikit dan kemudahan untuk menjangkau talenta.agar dapat diterima oleh perusahaan- perusahaan.
Sekarang langsung saja kita bahas apa saja yang harus dipersiapkan untuk menjadi pekerja remote yang baik, agar proses wawancara lebih PD:
- Memiliki Perangkat Kerja yang mendukung kerja remote
Hal paling utama jika anda ingin menjadi pekerja remote biasanya perusahaan memberikan syarat kepemilikan hardware dengan spek minimal, semakin spek hardware anda diatas spek yang mereka berikan. Maka semakin besar peluang anda untuk diterima oleh perusahaan. Hardware yang dimaksud adalah seperti PC, kelengkapan perangkat PC seperti printer, scanner, video camera, UPS dll. Ada juga kelengkapan hardware itu adalah kepemilikan Handphone (HP), karena ada beberapa pekerjaan yang memang cukup untuk dikerjakan dari HP.
- Memiliki wilayah rumah/tempat tinggal yang terjangkau sedikitnya 2 provider penyedia layanan internet
Untuk menjadi pekerja remote yang baik juga harus memiliki 2 provider layanan internet. Contohnya: untuk PC kamu memakai Indihome dan untuk provider yang ke 2 kamu bisa menyebutkan provider HP anda. Jadi jika koneksi utama bermasalah, anda masih bisa melakukan tethering sinyal melalui HP anda sebagai cadangan.
- Memiliki kemampuan membaca yang baik
Hal baik jika anda adalah orang yang memiliki hobi membaca buku, salah satu yang dicari oleh perusahaan-perusahaan dalam mencari pekerja remote adalah para penghobi buku. Kemampuan membacanya sangat dibutuhkan. Karena diatas 50% kegiatan bekerja sebagai pekerja remote adalah membaca; membaca aturan, membaca laporan email, membaca update-update terbaru, membaca notifikasi, sampai membaca hal-hal yang tidak penting menurut anda. Untuk anda yang mudah bosan dalam membaca akan kesulitan berkompetisi dalam sesi tes membaca yang diajukan oleh perusahaan.
- Memiliki sifat teliti dan disiplin terhadap waktu
Sifat teliti menjadi poin lebih dari kemampuan membaca, dengan teliti membaca, anda akan diprediksi mampu menjalani pekerjaan remote tanpa sering melakukan kesalahan mayor maupun minor. Yang kedua sifat disiplin terhadap waktu, tentunya bukan kaum rebahan yang diinginkan perusahaan untuk mempekerjakan seseorang. Disiplin dibutuhkan karena tidak ada pimpinan yang secara langsung mengawasi anda, jadi standar perusahaan terhadap disiplin adalah mengharapkan pekerjaan dikerjakan dan diselesaikan tepat waktu oleh pekerja remotenya
- Memiliki indikasi sebagai orang yang kerasan (betah) berada di rumah
Ada kalanya, ketika wawancara, ketika pewawancara bertanya hobi anda. Anda menyebutkan bahwa hobi anda adalah traveling. Hobi ini menjadi kurang cocok untuk sebagian besar pekerjaan remote. Walau pekerjaan remote bisa dikerjakan dari mana saja, tapi kendala bepergian itu jauh lebih besar. Hilang sinyal koneksi internet, hilang perangkat kerja, semoga saja bukan anda yang hilang XD. untuk meminimalisir hal tersebut maka ada baiknya anda menyebutkan hobi-hobi anda yang tidak jauh dari rumah seperti, memasak, miara binatang piaraan, nonton film, main game, olahraga atletik seperti bola, basket, fitnes, lari, dll tidak termasuk menggosip. Dan tunjukan bahwa anda sangat menyukai segala kegiatan di rumah atau tempat tinggal anda.
- Memiliki portfolio yang menarik
Sebenarnya poin yang ini, dimanapun anda melamar harus memiliki portfolio yang menarik. Tapi ada satu catatan yang harus di ingat untuk anda yang ingin mencari
pekerjaan remote portofolio yang menarik adalah portfolio yang memiliki konsistensi pekerjaan. Itu akan menjadi nilai lebih untuk mendapatkan pekerjaan remote tersebut
Nah, bagaimana? Apakah anda semakin mantap mencari remote job atau pekerjaan jarak jauh? Jika tertarik memiliki remote job yang memiliki jenjang penghasilan yang jelas. coba aja sign up di AppOn. Siapa tahu anda memang berbakat menjadi pekerja remote dan menemukan pekerjaan impian anda.